Nama : MILLA EKA PUTRI
Semester/lokal : 1/D
Tugas Terstruktur “Metodologi Studi Islam”
Resensi Buku
A. Identitas Buku
1) Judul :
Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya Jilid I
2) Penulis :
Prof. DR. Harun Nasution
3) Penerbit :
Universitas Indonesia (UI-Press)
4) Tahun Terbit : 2011
5) Cetakan ke- : 5 (lima)
6) Jumlah halaman : 122 halaman
B. Isi Ringkas
1. Agama dan Pengertian Agama dalam Berbagai Bentuknya
Agama
adalah pengarah hidup yang diyakini seseorang untuk memandunya ke jalan yang
benar, atau pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib
yang menguasai dan mengikat manusia pada suatu bentuk hidup yang bersumber dari
luar diri manusia yang menimbulkan adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini
berasal dari kekuatan gaib tersebut seperti adanya pemujaan terhadap kekuatan
gaib yang timbul dari perasaan lemah dan takut yang merupakan ajaran-ajaran
yang di wahyukan Tuhan kepada manusia melalui seorang Rasul.
Alasan manusia beragama adalah:
karena adanya kelemahan pada diri manusia, karena adanya tantangan, dan karena
adanya fitrah. Agama yang terdapat pada masyarakat primitif ialah dinamisme
(kepercayaan pada roh), animisme (kepercayaan pada benda), politeisme
(kepercayaan pada dewa). Agama pada masyarakat yang sudah maju adalah
monoteisme (agama tauhid) yaitu kepercayaan bahwa Tuhan Maha Esa. Yang termasuk
agama monoteisme adalah Islam, Kristen dan Yahudi. Unsur-unsur yang terdapat
dalam agama ialah: kekuatan gaib, keyakinan manusia tentang hubungan baik
dengan makhluk gaib, respons yang bersifat emosional dari manusia dan paham
adanya yang kudus dan suci.
2. Islam dalam Pengertian yang Sebenarnya
Islam adalah
agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan oleh Allah kepada manusia melalui Nabi
Muhammad SAW yang sumber ajarannya Al-Qur’an dan Hadits. Ajaran yang paling
penting dalam Islam adalah ajaran tauhid, yaitu pengakuan tentang Tuhan Yang
Maha Esa. Dan juga membahas tentang kerasulan, wahyu, kitab suci Al-Qur’an,
tentang orang yang percaya kepada ajaran yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW,
tentang mukmin dan muslim, tentang orang kafir dan musyrik, hubungan makhluk,
terutama manusia dengan Allah SWT, tentang akhir hidup manusia yaitu surga dan
neraka, dan sebagainya.
Islam mempunyai
berbagai aspek, seperti: aspek teologi, ibadat, moral, mistisisme, falsafah, sejarah,
kebudayaan, dan sebagainya. Dalam aspek hukum, Islam mempunyai berbagai mahzab,
tetapi yang diakui sekarang hanya empat mahzab, yaitu: mahzab Hanafi, Maliki,
Syafi’I, dan Hambali. Ilmu Fiqih adalah ilmu yang membahas tentang hukum Islam.
3. Aspek Ibadat, Latihan Spiritual Dan Ajaran Moral
Manusia terdiri
dari dua unsur yaitu unsur jasmani dan rohani. Semua ibadah dalam Islam,
seperti shalat, puasa, haji dan zakat, bertujuan membuat roh manusia supaya
senantiasa tidak lupa terhadap Tuhan, bahkan senatiasa dekat pada-Nya yang
dapat mempertajam rasa kesucian seseorang. Orang yang shalat, rohnya akan dapat
menjadi bersih dan ia akan dijauhkan dari perbuatan-perbuatan tidak baik dan
jahat. Saat berpuasa, latihan jasmani dan rohani bersatu dalam menyucikan roh
manusia, dan disempurnakan dengan perasaan kasih kepada mukmin yang lemah
ekonominya dengan mengerluakan zakat fitrah. Mengerjakan ibadah haji manusia
melakukan penyucian roh dan latihan jasmani dalam bentuk pakaian, makanan dan
tempat tinggal sederhana. Sedangkan zakat melakukan penyucian roh dengan
mengeluarkan sebagian harta untuk fakir-miskin yang melatih menjauhi kerakusan
pada harta, memupuk rasa persaudaraan, rasa kasihan dan saling toong menolong.
Dalam Al-Qur’an
dan hadits dijalaskan bahwa, ibadah sebenarnya merupakan latihan spiritual dan
moral dalam usaha Islam membina manusia agar tidak kehilangan keseimbangan
hidup dan berbudi pekerti yang luhur. Tujuan dasar dari semua ajaran-ajaran
Islam adalah untuk mencegah dari perbuatan buruk dan mendorong kepada
perbuatan-perbuatan baik.
4. Aspek Sejarah dan Kebudayaan
Tahun Islam
dimulai dengan hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah pada tahun 622
M. Sejarah Islam dapat dibagi ke dalam tiga periode, yaitu:
a.
Periode Klasik: 650-1250M
1) Masa kemajuan Islam I: 650-1000 M
Masa ini
merupakan masa ekspansi, integrasi dan keemasan Islam. Ekspansi mulai dilakukan
di zaman kulafa Al-Rasyidin, yaitu masa khalifah Abu Bakar Al-Sidig
(632-634M), Umar ibn Al-Khattab
(634-644M), Usman Ibn Affan (644-656M), Ali Ibn Talib (656-661), Mu’awiah
(661-750M). Mu’amiah membentuk Dinasti Bani Umayyah dan ekspansi gelombang
kedua terjadi pada zaman Dinasti ini.
Sebab-sebab
dilakukannya ekpansi dalam Islam karena Islam mengandung ajaran-ajaran dasar,
keyakinan para sahabat tentang kewajiban menyampaikan ajaran Islam ke seluruh
tempat. Dinasti Bani Umayyah digantikan oleh
Dinasti Bani Abbas (750-1258M).
2) Masa Disintegrasi: 1000-1250M
Disintegrasi
dalam bidang politik telah mulai terjadi pada akhir zaman Bani Umayyah, dan memuncak
di zaman Bani Abbas.
b.
Periode Pertengahan: 1250-1800M
Periode
Pertengahan ini dibagi menjadi dua masa, yaitu Masa kemunduran I (1250-1500M)
yang dimulai dari
penyerangan-penyerangan yang di lakukan Jengis Khan yang berasal dari Mongolia
kepada kerajaan-kejaan Islam pada tahun 1212M, selanjutnya Masa Tiga Kerajaan
Besar (1500-1800M) yaitu Kerajaan Usmani di Turki, Kerajaan Safawi di Persia
dan Kerajaan Mughal di India. Masa ini pun terbagi menjadi dua fase yaitu fase
kemajuan II (1500-1700M) dan fase
kemunduran II (1700-1800M).
c.
Periode Modern: 1800M
Periode ini
merupakan Zaman Kebangkitan Islam. Pemuka-pemuka Islam mengeluarkan
pemikiran-pemikiran bagaimana caranya membuat umat Islam maju kembali.
5. Aspek Politik
Menurut sejarah
persoalan yang pertama timbul dalam Islam bukanlah persoalan tentang keyakinan
tetapi persoalan politik. Persoalan-persoalan politik muncul pada masa khalifah
yang ketiga Usman Ibn Affan, yaitu politik Nepotisme yang berakibat pada
pembunuhan Usman oleh pemuka-pemuka pemberontak dari Mesir. Dan
persoalan-persoalan politik terus terjadi, dan pada masa khalifah keempat Ali
Ibn Abi Talib, timbul tiga golongan politik, yaitu golongan Ali (Syi’ah),
Khawarij dan Mu’awiah.
6. Lembaga-Lembaga Kemasyarakatan
Kepala Negara
Islam adalah seorang Khalifah yang jabatannya bersifat turun temurun. Dalam
menjalankan tugas pemerintahan, khalifah dibantu oleh seorang wazir (perdana
menteri) yang menjadi pembantu utama, penasehat dan tangan kanan. Di bawah
wazir terdapat beberapa diwan (departemen). Islam mengambil bentuk Negara yang
harus mempunyai lembaga kemasyarakatan, seperti pemerintahan, hukum,
pengadilan, polisi, pertahanan dan pendidikan.
Kepala daerah
awalnya diberi nama ‘Amil’ (pengumpul zakat) dan kemudian lebih dikenal dengan
nama ‘Amir’ (Panglima). Keuangan Negara
bersumber terutama pada kharaj, pajak yang dipungut atas tanah, zakat yang
dibayar oleh warga Negara Islam dan Jizyah yang dipungut dari warga Negara
bukan Islam serta masih banyak lagi pajak lainnya. Semua penghasilan itu dikumpulkan
di Bait Al-Mal. Hubungan anatara pusat dengan daerah dan sebaliknya dilakukan
dengan pos (al-barid).
Khalifah bukan
hanya merupakan kepala Negara, tetapi juga Panglima Tertinggi Angkatan
Bersenjata. Pendidikan dalam Islam awalnya diberikan di Masjid, kemudian di
sekolah-sekolah (kuttab/madrasah). Hukum yang dipakai bukan hanya hukum fiqih
saja tetapi juga hukum yang diptuskan oleh khalifah atau sultan. Qanun mengurus
masalah administrasi Negara. Untuk menjaga keamanan diadakan lembaga kepolisian
(syurtah) yang dipimpin oleh sahib al-syurtah. Kemudian muhtashib berugas
mengurus masalah pelanggaran hukum yang ringan. Yang bertugas mengeluarkan
fatwa adalah mufti. Kemudian pendirian rumah sakit yang dananya dibersumber
dari wakaf.
C. Kesimpulan
Inti dari buku tersebut adalah memperkenalkan Islam dari
berbagai aspeknya. Buku ini menolak pemahaman bahwa Islam itu hanya berkisar
pada ibadat, fikih, tauhid, tafsir, hadits, dan akhlak saja. Islam menurut buku
Harun ini lebih luas dari itu, termasuk di dalamnya sejarah, peradaban,
filsafat, mistisisme, teologi, hukum, lembaga-lembaga, dan politik.
D. Komentar
Menurut saya, kelebihan dari
buku ini adalah bahasanya mudah di pahami. Dan kekurangan dari buku ini adalah
ada beberapa kata yang tidak sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari,
sehingga maknanya sulit untuk di mengerti.
Buku ini tidak baik dibaca
oleh anak-anak, karena mereka masih terlalu awam untuk memahami maknanya.
Sebaiknya buku ini dibaca bagi orang-orang yang memang bisa memahami makna dari
buku ini.
aku suka baca resensinya informatif
BalasHapus